Asal Muasal Desa Gili Timur kec. Kamal, kab. Bangkalan Madura. 69162
Kontributor:
Trio Apriliyanto
Menurut salah
satu tokoh masyarakat setempat dan juga sekaligus menjabat sebagai kepala desa
Gili Timur yaitu bapak Moh Kholil, asal usul nama Gili Timur berasal dari kali
(sungai) yang bersumber dari mata air sebelah timur jalan raya.
Konon dahulu
kala pada masa pemerintahan Pangeran Cakraningrat 1, terdapat tiga bersaudara
yang dianggap suci yaitu, Baju (orang suci) bernama Achmad, Tarhes yang dikenal
dengan nama Buju Bendo dan Robbo yang dikenal dengan sebutan Buju Markun.
Ketiga saudara tersebut bertapa (bersemedi) untuk mendapatkan air di salah satu dusun yang lebih kita kenal saat ini dengan nama dusun Sumber.
Ketiga saudara tersebut bertapa (bersemedi) untuk mendapatkan air di salah satu dusun yang lebih kita kenal saat ini dengan nama dusun Sumber.
Tidak lama kemudian muncul sumber mata air yang
berwarna kuning. Sumber mata air tersebut suatu kola dan lama kelamaan air
semakin jernih. Pada saat itu sumber mata air tersebut tidak hanya berfungsi
sebagai sarana mandi oleh masyarakat setempat tetapi juga konon airnya juga
dipercaya dapat dijadikan obat segala macam penyakkit. Lokasi sumber mata air
ini kini masih ada dan terletak di sebelah timur parbik Maduratex.
Selanjutnya
Buju Achmad menetap di Dusun Sumber yang sekarang disebut nama Desa Gili Timur
(Gili = air yang mengalir di sebelah timur jalan raya). Begitulah cerita dari
narasumber yang saya terima.
Masih dengan
narasumber yang saya temui, menurut beliau nama Gili Anyar tidak terlepas dari
sejarah desa Gili Timur. Hal ini karena pemberi nama desa ini tidak lain adalah
Buju Robbo atau nama aslinya Markun.
Buju
Robbo pada saat itu tinggal di Dusun Natporan, yaitu bagian dari desa
yang sekarang dikenal dengan nama Gili Anyar.
Buju Robbo
(Markun), yang tinggal di Dusun Natporan yaitu dusun yang terletak di sebelah
barat jalan raya, membutuhkan air untuk mengairi sawah di dusun tersebut. Oleh
karena itu, Buju Markun meminta bantuan kepada saudaranya yang lain yang berada
di desa Gili Timur untuk mengatasi masalah tersebut. Dari pertemuan tersebut,
Buju Achmad memperbolehkan Buju Markun mengaliri airnya ke sebelah barat jalan
raya.
Selanjutnya
Buju Markun munuju ke Sumber Kuning di Desa Gili Timur. Dengan tongkat yang
dibawanya, dia kemudian menggoreskan tongkatnya di atas tanah, mulai dari
Sumber Kuning, kemudian melintasi sawah dan rawa-rawa di sebelah barat.
Seketika itu
terjadi kejadian. Tanah goresan tongkat tadi membelah dan membentuk sungai
kecil yang sangat banyak airnya mengalir kea rah barat menju Dusun Natporan.
Orang Madura menyebutnya dengan “ Aeng Agili Anyar “ yaitu apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia yaitu “ Air Mengalir Baru “. Lalu Buju tersebut mengatakan bahwasanya desa ini diberi nama Gili Anyar.
Orang Madura menyebutnya dengan “ Aeng Agili Anyar “ yaitu apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia yaitu “ Air Mengalir Baru “. Lalu Buju tersebut mengatakan bahwasanya desa ini diberi nama Gili Anyar.
Selanjutnya
bapak Moh Cholill juga menceritakan sejarah Desa Gili Barat. Nama Gili Barat
didasarkan pada suatu rentetan sejarah yang sama dengan Gili Timur dan
Gili Anyar. Hal ini dilakukan oleh pelaku sejarah yang sama, yaitu masing-masing
pelaku itu merupakan tiga saudara yang sama-sama melakukan suatu pertapaan
disuatu tempat yang dikenal Dusun Sumber (wilayah Gili Timur). Salah satu dari
ketiga saudara tersebut tinggal di Gili Anyar sebelah barat yakni Tarhes yang
lebih dikenal dengan nama Buju Bendo.
Pada saat itu
Gili Barat kekurangan air untuk mengaliri sawah-sawah di desa tersebut,
sehingga Buju Bendo mempunyai inisiatif membuat sungai yang tadinya mengalir
hanya sampai di Gili Anyar. Dengan kesaktiannya yang dimiliki Buju Bendo, dia
menarik tongkatnya dari Gili Anyar ke arah barat. Akan tetapi air yang mengalir
tersebut sedikit sekali, sehingga Buju Bendo menancapkan tongkatnya dan dengan
derasnya air keluar dari tanah dan air tersebut dialirkan keseluruh sawah-sawah
yang ada di desa sebelah baratnya Gili Anyar. Selanjutnya masyarakat sekitar
pada saat itu menyebut desa tersebut dengan nama Gili Barat.
Komentar
Posting Komentar